Hari Keenam Longsor Desa Bakan, Pencarian Terus Dilakukan
Pena7.com, Bakan – Medan yang sulit tidak lantas menghentikan semangat tim SAR gabungan untuk mengevakuasi korban yang tertimbun material longsor di Desa Bakan. Upaya keras terus dilakukan tim SAR gabungan untuk menyingkirkan material timbunan longsor yang cukup sulit mencapai ketinggian hingga 3 meter.
Memasuki hari keenam kembali dikerahkan alat berat untuk memghancurkan bebatuan yang menggantung dan menutup goa tempat korban tertimbun. Pergantian alat berat sempat dilakukan dari yang 20 ton menjadi 40 ton. Namun kondisi di sekitar lokasi yang tidak stabil, penggunaan alat berat 40 ton hanya untuk menyingkirkan material besar yang menggantung di depan rongga goa setelah itu kembali menggunakan yg 20 ton.
“Tadi ada operator ngomong tanah sudah bergerak, akibat pijakan 40 ton. Makanya teman-teman dari tim teknis mengembalikan yang 40 ton itu”, ujar Fadli salah satu karyawan perusahaan tambang yang terlibat dalam proses evakuasi korban ini.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama kepada beberapa Kepala Desa yang mewakili keluarga korban menyampaikan bahwa tim SAR gabungan terus berusaha untuk bisa mengevakuasi korban yang tertimbun karena ini merupakan kewajiban pemerintah. Namun tentunya masuh ada banyak keterbatasan dikarenakan kondisi alam yang tidak bisa dilawan.
“Alat yang tersedia dari 20 ton diganti menjadi 40 ton tentu itu dengan resiko yang tinggi. Kemarin Kabasarnas berulang kali menekankan untuk selalu mengutamakan keselamatan kerja jangan nanti kita yang kerja menjadi korban”, tegas Budi saat briefing bersama unsur gabungan, Minggu pagi (03/03).
“Alhamdulillah kubah atau kita sebut juga sebagai mahkota goa itu sudah bisa terbuka. Setelah terbuka tidak mungkin kita ambil korban dari atas ke bawah. Semua ini harus di jamin keamaan untuk rescuer maupun SAR gabungan”, bebernya.
Budi menambahkan bawa ketebalan meterial mencapai 3 meter dengan batu besar. Secara teknis tentunya yang mengerti caranya adalah teman-teman dari tambang.
“Untuk itu kita menunggu hasil assesment tim teknis dari tambang untuk memastikan apalagi pekerjaan ini bisa dilanjutkan dengan kondisi korban yang berada di bawah timbunan batu besar dengan ketebalan kurang lebih 3 meter,”paparnya.
Jenderal Bintang Satu ini juga ingin pihak keluarga korban menyaksikan langsung bagaimana kondisi lokasi kejadian longsor dari dekat. Selanjutnya Budi akan berunding dengan pihak keluarga korban, apakah proses evakuasi memungkinkan untuk diteruskan atau tidak.
“Jika kita lihat maka sudah bisa diambil kesimpulan untuk korbannya ada di lokasi goa besar tersebut. Kita juga tidak mungkin mencari-cari di lubang-lubang kecil. Karena lokasi longsor sudah digoyang menggunakan excavator dan mesti ada reruntuhan kecil. Saya juga tidak ijinkan satupun tim SAR gabungan masuk ke lubang kecil untuk keamaan dan safety,”tutup Direktur Operasi. (*)