Dikmata PK TNI AD 2019, Pendidikan Prajurit yang Pertama Kali di Papua Barat
Pena7.com – Pendidikan Tamtama TNI-AD Gel. I TA 2019 yang dibuka oleh Pangdam XVIII/Ksr, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau merupakan pendidikan yang pertama kali dilaksanakan di Papua Barat.
Hal tersebut disampaikan Kapendam XVIII/Ksr, Kolonel Inf Andi Gus Wulandri,S.I.P. dalam keterangannya kepada awak media saat mendampingi Pangdam di Mowiwaren, Papua Barat. Senin (22/4/2019).
Diungkapkan oleh Andi Gus, pendidikan yang dibuka oleh Pangdam pada pukul 09.00 WIT tersebut akan berlangsung selama 20 minggu kedepan dan pendidikan bagi 320 calon Tamtama TNI AD itu akan dilaksanakan di Rindam XVIII/Ksr (Papua Barat) dan Rindam XIV/Hsn (Makassar).
“Gelombang satu ini, Kodam Kasuari akan mencetak 320 calon Tamtama diantaranya 200 orang dididik di Rindam XVIII/Ksr dan 120 orang dititipkan di Rindam XIV/Hsn yaitu di Makassar,” ujarnya.
“Yang sangat membanggakan 80 persen diantaranya adalah putra asli daerah Papua,” tambah Andi Gus.
Dikatakan Andi Gus, pendidikan tersebut bertujuan untuk membentuk prajurit siswa Dikmata TNI AD menjadi Tamtama TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku sebagai prajurit Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan maupun dasar golongan Tamtama serta memiliki jasmani yang Samapta
“Tiga aspek tersebut, penting bagi para Prajurit TNI AD, jika diantaranya tidak tercapai maka akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas mereka nantinya yang penuh dengan dinamika,” tegas Andi.
“Untuk itu, pada kesempatan tadi, Pangdam berharap agar seluruh prajurit siswa memiliki kebulatan tekad selalu semangat dan usaha yang tinggi, sehingga dapa mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dengan baik,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Andi Gus, Pangdam juga menegaskan kembali bahwa menjadi seorang prajurit TNI merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi setiap warga Negara Indonesia khususnya bagi putra-putri Papua.
“Hal itu dikarenakan untuk menjadi prajurit TNI AD khususnya, harus melalui proses ketat, baik di tingkat daerah maupun pusat,” tegasnya.
“Dengan kondisi itu, tentu tidak semua orang dapat menjadi prajurit TNI AD, bahkan bagi prajurit siswa yan tengah mengikuti pendidikan dan kemudian melanggar maka mereka akan dinyatakan gagal menjadi prajurit dan dikembalikan ke keluarganya masing-masing,” imbuh lulusan Akmil tahun 1997 itu.
Sebelum mengakhiri amanatnya, menurut Andi Gus, Pangdam XVIII/Ksr berharap agar keberadaan Rindam XVIII/Ksr tidak hanya mendukung tugas pokok TNI AD semata namun juga turut memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan SDM dan peningkatan ekonomi masyarakat Papua Barat.
Selain Kasdam XVIII/Ksr dan Wakil Gubernur Papua Barat serta para pejabat Kodam XVIII/Ksr, dalam upacara pendidikan tersebut juga turut hadir para pejabat Forkompimda Prov Papua Barat dan Kabupaten Manokwari, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, para pengurus Persit KCK PD XVIII/Kasuari, serta tamu undangan lainnya. (Dispenad)