Genjot Swasembada Pangan, Wabup Bogor Kabupaten Jalankan Program Pancakarsa
Pena 7.com, Kabupaten Bogor – Upaya mendukung produktivitas swasembada pangan lokal hingga nasional, melalui Program Pancakarsa Bogor Maju, Pemkab Bogor mengenjot gerakan tanam padi dan launching Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) berlangsung di Kelompok Tani Sugih Tani, Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Senin (02/09).
Wakil Bupati Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan menyatakan, sektor pertanian memiliki peranan penting dalam membangun perekonomian rakyat, terutama masyarakat pedesaan.
Menurutnya pembangunan sektor pertanian bukan cuma untuk mencapai target swasembada pangan. “Tapi juga harus memberikan nilai positif bagi kesejahteraan petani.” ujar Iwan kepada awak media, baru baru ini.
Ia meneruskan, sebagai informasi target sasaran luas tanam pada bulan April sampai September sebanyak 38.949 hektare. “Sampai saat ini realisasi luas tanam tercatat mencapai 30.668 hektare untuk mendukung gerakan tanam padi tersebut Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat di tahun 2019,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Bambang Pramuji menyebutkan, potensi pertanian yang memiliki luas areal sawah 36 ribu hekatre di Bumi Tegar Beriman sangat berpengaruh pada produksi beras nasional setiap tahunnya.
Agar Indonesia tidak mengimpor beras, makanya rata-rata lahan sawah harus ditanami padi dua kali dalam setahun, untuk memenuhi kekurangan luas tanam padi yang hanya 7,1 juta hektare di seluruh Indonesia.
“Agar Indonesia tidak impor beras, setidaknya dibutuhkan luas tanam sekitar 14 juta hektare. Harapnnya, dalam setahun minimal dua kali tanam. Jangan setahun sekali,” katanya
Ketika petani kesulitan bibit padi, Kementerian Pertanian siap memenuhi kebutuhan itu, dengan cara kelompok tani mengajukan lewat Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabhpaten Bogor. “Di sebagian wilayah Kabupaten Bogor, lanjut Bambang, airnya melimpah. Nah ini harus dimanfaatkan. Jika menanam bulan September, maka Desember bisa panen dan masuk perhitungan produksi tahun 2019,”tutupnya. (Arip Ekon)