Papua Tidak Akan Pernah Aman Jika Para Korban Politik Tidak Dibebaskan
Pena7.com, Jakarta – Dalam diskusi terbatas Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta NKRI (GERCIN) Hendrik Yance Udam bersama Pengurus DPP KNPI dan DPP Pembela Kesatuan Tanah Air ( PEKAT) Indonesia Bersatu menyikapi Perkembangan penyelesaian masalah Papua menyampaikan bahwa Masalah Isu Rasisme Penghinaan Mahasiswa Papua di Surabaya tidak akan pernah selesai jika para pemuda dan masyarakat yang saat ini ditahan sebagai tersangka tidak dibebaskan.
“Pertemuan 61 tokoh Papua yang kemarin bertemu dengan Presiden RI di Istana negara tidak akan bisa menuntaskan masalah di tanah Papua, bahkan bisa kembali menyulut kemarahan rakyat, sebab esensi yang paling krusial adalah bagaimana para korban isu politik yang saat ini jadi tersangka tidak dibebaskan, padahal mereka hanyalah korban isu politik,”ujar Hendrik di Jakarta, Kamis ( 12/9/2019) didampingi oleh Agus Hutapea Ketua OKK PEKAT IB dan Lisman Hasibuan Waketum DPP KNPI
“61 orang tokoh yang kemarin bertemu Presiden itu tidak merefresentasikan seluruh tokoh di tanah Papua, buktinya banyak tokoh tokoh yang punya basis di masyarakat Papua tidak diikutsertakan,” timpal Lisman Hasibuan selaku Waketum DPP KNPI.
“Masalah Papua ini bukan lagi masalah daerah, tapi sudah menjadi masalah nasional bahkan Internasional, sebab penyelesaian masalah Papua saat ini dipantau dunia Internasional,” lanjut Agus Hutapea selaku Ketua OKK PEKAT IB
“Makanya Pak Jokowi harus hati hati dan bijaksana dalam upaya penyelesauan Papua ini” ujar Hendrik Putra asli Papua dan tokoh Muda Nasional ini.
“Untuk menindaklanjuti diskusi terbatas hari ini, kami akan melakukan aksi aksi dan penyampaian pendapat ke depan Istana negara agar Pak Jokowi segera membebaskan para tersangka yang menjadi korban politik di tanah Papua,”tegas Lisman Hasibuan yang lahir dan besar di Sorong Papua Barat.
Pada kesempatan tersebut, Agus juga mengatakan bahwa dan bersepakat dari hasil diskusi ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan pengerahan massa besar besaran ke Istana untuk mempertanyakan keberadaan tokoh tokoh yang kemarin bertemu dengan Presiden di Istana. “Aneh jika dipertemuan tersebut para tokoh Papua malah minta di buat Istana Negara di Papua,inikan konyol,bukannya mereka membicarakan esensi permasalah yang ada di Papua,”ujar Agus menutup pembicaraan. (Red)