September 7, 2024

Optimalkan Pendidikan Karakter Berasaskan Agama

Pena7.com, Tangsel – Kementerian Agama RI, melalui Pusat Pendidikan Agama Islam selenggarakan kegiatan “The 1st International Conference on Religion and Education (INCRE) yang di hadiri, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin, beserta pejabat terkait.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, terhitung tanggal, 8-10 Oktober 2019. Bertempat di Hotel Santika Premiere Bintaro, Kota Tangerang Selatan.

Kepala Pusat Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag RI, Amsal Bahtiar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dilaksanakannya kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pendidikan karakter berasaskan agama.

“Masalah pendidikan agama hari ini cukup pelik, porsi pendidikan agama di sekolah sangat minim, kurikulum pendidikan agama belum mengintegrasikan pendidikan karakter, pengajaran masih konvensional, literasi teknologi informasi guru yang masih rendah apalagi era digital 4.0 ini menimbulkan disrupsi (keguncangan) dalam aspek sosial, ekonomi, maupun agama. Pendidikan agama era digital juga sudah mulai didominasi informasi dari internet, adanya “kyai Google” mampu menyuguhkan informasi lebih lengkap dan cepat. Maka kemudian perkembangan inilah yang mestinya perlu di antisipasi semua pihak terkait pendidikan agama, terutama tokoh agama dan pendidik,”ujar Amsal kepada Awak media. Kamis (10/10/2019).

Lebih lanjut lagi Amsal mengatakan, keharusan optimis dalam menanggapi tantangan era digital ini, terutama bagi pendidik untuk terus memberikan pelajaran akan pentingnnya pendidikan karakter bagi generasi bangsa di era teknologi semakin yang semakin pesat.

“Kita harus tetap optimis tantangan era digital tidak selalu membawa akibat buruk, bahkan, kita dituntut untuk mempunyai kreativitas yang tinggi agar mampu menemukan inovasi dalam pendidikan agama, atas dasar itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengadakan acara ini, dengan tema : “How Religion and World Challenges,” tutur Amsal Bahtiar.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balitbang Kemenag RI Abdurrahman Mas’ud mengatakan, konferensi ini baru pertama kali diadakan, melibatkan beberapa pakar agama dan akademisi.

“Acara konferensi internasional ini secara historis yang pertama, namun sebelumnya Balitbang mengadakan Halaqoh Ulama dalam lingkup ASEAN, yang membumikan islam wasathiyah dan moderasi beragama. Kemudian menyebarkan lewat kerjasama pendidikan, sehingga terwujudlah acara konferensi internasional ini,”ucapnya.

Dalam sambutan pembuka acara “The 1st International Conference on Religion and Education (INCRE), Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin, dalam sambutannya menyampaikan, Indonesia negara yang majemuk, terdiri dari berbagai suku dan bahasa, maka pentingnnya peran masyarakat dalam keterbukaan perbedaan pendapat, hal tersebut menurutnya sifat alamiah manusia yang harus menerima masukan dan penilaian satu sama lain.

“Dalam kehidupan yang kompleks, menyebabkan pemahaman agama yang semakin beragam. Firman Tuhan itu satu, namun pemahaman yang beragam. Ditengah tafsiran yang beragam, maka kita perlu acuan untuk menilai ektrim atau moderat dalam menghadapi keragaman yang given (terberi) dari Tuhan, itulah mengapa kita harus kembali pada inti pokok ajaran agama itu sendiri yaitu: memanusiakan manusia, implementasi dari ibadah ritual agar mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, bukan malah merendahkan yang berbeda justru untuk membentuk kesepakatan bersama, dan itu keniscayaan,”ujar Lukman Hakim, Menteri Agama RI dalam sambutan pembukanya.

Selain memanusiakan manusia, lebih lanjut Menteri Agama mengatakan Ketertiban hukum menjadi suatu yang pokok untuk mewujudkan perdamaian.

“Inilah kontribusi agama yang diberikan dalam kehidupan yang semakin kompleks, dan hanya melalui pendidikanlah cara yang sangat efektif untuk menebarkan persepektif agama,”ujarnya.

“Oleh karenanya konferensi internasional yang pertama ini terkait agama dan pendidikan, mudah-mudahan pemikiran-pemikiran ini bisa memperkaya kita untuk ditindak lanjuti oleh litbang, diturunkan menjadi program kegiatan yang bisa dirasakan oleh semua kalangan. Selaku menteri agama saya memberikan apresiasi kepada semua partisipan yg terlibat aktif dalam kegiatan ini.” Pungkasnya. (red/Mahfudzoh)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *