September 9, 2024

Pesanan Melonjak, Industri Rumahan Keripik Tempe Butuh Modal

Pena7.com, Nanggung – Pesanan keripik tempe khas ala pengrajin Neneng Hermawati (55) warga asal Kampung Cibokor, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor meningkat hingga 100 persen dari biasanya.

Industri rumahan pembuatan keripik tempe dengan berbahan baku tempe dan sagu kemudian di permentasi selama dua hari. ” Selanjutnya proses pembuatan keripik tempe yang telah dipola menjadi lembaran tipis dan siap goreng.”kata Neneng, Minggu (20/10).

Untuk menambah kemampuan produksi, Neneng dibantu salah satu anaknya Medan Pahmi Zaman (37) sedangkan Ike Mardastuti (31) yang merupakan menantunya ikut membantu dengan menggoreng keripik hingga bagian pengemasan.

Ia menerangkan, merintis menjadi pelaku usaha Home industri berbahan dasar sagu dan tempe diolah menjadi keripik sekira sudah berjalan 6 bulan.

“Sebelumnya dirinya hanya memproduksi 6 kilogram keripik tempe yang siap dipasarkan hingga bertambah menjadi 10 kilo gram keripik,”tutur Neneng.

Neneng yang merupakan Kader PKK di Desa Batutulis menuturkan, untuk memacu produktifitas serta menjaga kualitas rasa, ia hanya fokus pada industri pengolahan dari sagu dan tempe menjadi keripik tempe yang renyah.” Meladeni dirumahnya keripik tempe berukuran kantong Perapatan seharga Rp 13 ribu,”tukasnya.

Tak hanya itu, timpal sang anak Medan Pahmi Zaman, termasuk pembuatan bahan baku, yakni tempenya pun kami bikin sendiri. ” Awal mula kami bekerja menjadi security di salah satu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta sehingga tercetus ide teman untuk menjadi pelaku usaha dengan cara membuat keripik tempe.

Medan menambahkan, selain meladeni pesanan warga atau grosir yang datang langsung ke rumah produksinya ini, keripik tempe buatannya ini biasanya juga di pasarkan secara door to door ke Warung warung terdekat.

Lanjut dikatakannya, memang salah satu kawasan pusat oleh-oleh yang ada di terminal Baranangsiang para pedagang disana minta dikirim. “Termasuk permintaan pesanan keripik tempe ke Kampus IPB,”ucap Medan.

Diakuinya, hanya saja dengan keterbatasan modal sehingga pendistribusian olahan keripik belum bisa meladeni banyaknya permintaan dipasaran.

Mudah mudahan pihak Desa maupun Bupati Bogor bisa membantu permodalan usaha yang sudah dirintisnya. “Dengan berkembangnya usaha kreatif masyarakat sehingga meningkatnya perekonomian pada akhirnya bisa menyerap tenaga kerja,”harapnya.  (Arip Ekon)

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *