Keterangan gambar: Ngopi bareng tokoh muda Jember bersama akademisi dari UINKHAS Jember di Kafe Rindu Malam (foto: Jurnalmetropol.com/Sigit)
Jurnalmetropol.com, Jember – Dinamika pemerintahan Prabowo-Gibran dalam tahun pertama terasa hidup. Program-program dalam Nawacita unggulan Prabowo diapresiasi meski di sana-sini mendapat kritikan. Namun Pemuda Jember yang tergabung dalam Gerakan Muda Inidonesia (GMI) optimis Indonesia bisa menjadi negara maju.
GMI Jatim menggelar silaturahmi bersama mahasiswa dan pemuda Jember. Forum dialog ringan, sambil ngopi, tapi serius dengan menghadirkan akademisi dan para tokoh pemuda.
Silaturahmi dalam suasana dialog mengangkat tema optimisme terhadap Indonesia ke depan, Pemuda sebagai kekuatan utama untuk kemajuan bangsa. Acara digelar di Kafe Rindu Malam, Minggu, 19 Oktober 2025.
Narasumber pertama, Dr. H. Khoirul Faizin, M.Ag, akademisi dari UINKHAS Jember dan narsum kedua, M. Kava Zulfikri, S.H, tokoh pemuda Jember.
Dalam pembukaan, Ketua panitia Dimas Setiawan menyebutkan, masa depan bangsa tidak hanya berfokus pada kebijakan pemerintah tapi pemuda juga mempunyai potensi tinggi yakni partisipasi aktif untuk kemajuan bangsa.

Dr.H. Khoirul Faizin, M.Ag, yang sehari-hari sebagai Wakil 3 bidang Kemahasiswaan UINKHAS Jember memaparkan 3 hal. Pertama, negara Indonesia didirikan atas dasar kesepakatan bukan kecelakaan berbangsa. Kedua, pemuda punya peran mewarisi dan meneruskan. Ketiga, pemuda saat ini calon penerus bangsa.
“Kata optimisme tidak cukup hanya semangat saja. Keinginan besar tapi tanpa disertai kemampuan adalah sia-sia,”ujar Faiz, sapaan pria paruh baya kelahiran Lamongan itu.
Faiz berbagi pengalaman bagaimana ia menanamkan optimisme kepada anak-anaknya saat ini sebagai generasi Z.
“Apa yang saat ini saya miliki sesungguhnya saya pinjam dari anak-anak saya,”ucap Faizin.
Menurutnya, pemuda harus memiliki optimisme yang disertai tindakan nyata. Tidak harus besar tapi dimulai dari hal kecil. Seperti uraian Teori Norton, kepak sayap kupu-kupu yang jumlahnya banyak bisa menimbulkan badai di tempat lain. Sekecil apapun tindakan kebaikan akan melahirkan kebaikan-kebaikan baru. Apalagi yang melakukan itu adalah seorang pemimpin.
“Salah satu ciri seorang leader atau pemimpin adalah optimis, yakin dengan pemikiran dan tindakannya meski kadang melawan arus,”tutur Faiz.
Tindakan seperti itu seumpama obat nyamuk bakar, dari satu titik terus melingkar sampai besar.
Faiz menyebutkan, apa yang telah dilakukan oleh Presiden Prabowo terkait perang di Timur Tengah, antara Israel dengan Hamas di Palestina, adalah tindakan yang patut dipuji. Pernyataan Prabowo di forum PBB membuka mata dunia, bahwa Indonesia mempunyai sosok pemimpin yang tegas, berani, dan tidak memihak.
Sedangkan narasumber kedua, Kava sapaannya, mengkritisi kerusakan hutan yang sedang marak baik secara nasional maupun lokal.
Ia berbagi pengalaman saat terjun ke masyarakat pinggir hutan di Kabupaten Jember. Sebagian besar pemudanya pesimis dengan masa depannya.
Kava mengajak para tokoh yang hadir untuk memberi teladan kepada mereka. Tindakan kecil bisa berpengaruh besar bagi alam sekitar. Pemuda desa di pinggir hutan bisa berpengaruh pada kelestarian alam dengan melawan pengrusakan hutan.
Kava juga mengingatkan agar para tokoh pemuda itu lebih adaptif dengan masyarakat setempat. Kehadiran mereka harus bisa menyatu tanpa merubah kebiasaan dan tradisi yang sudah ada. (Sgt)
Hastag: #Gerakan Muda Indonesia Jatim#Indonesia Maju#Presiden Prabowo#Wawasan Lingkungan#Sarasehan