Jurnalmetropol.com, Jaksel – Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo menerima kedatangan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ke-24 Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio dalam rangka memberikan kuliah umum kepada Perwira Siswa Pendidikan Reguler (Pasis Dikreg) Seskoal angkatan ke-64 TA 2025.
Adapun judul kuliah umum yang diberikan yaitu: “Sea Power Indonesia dalam Transformasi Pertahanan Indonesia”, yang dilaksanakan di amphiteater gedung Samadikun Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Kamis (9/10/2025).
Pada kegiatan tersebut, Danseskoal dalam sambutan pengantarnya mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kesediaan Bapak Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio yang telah berkenan memenuhi undangan untuk memberikan kuliah umum kepada Pasis Dikreg Seskoal angkatan ke-64 TA 2025.
Jumlah keseluruhan Pasis adalah 123 orang Pamen dengan rincian Pamen TNI AL 116 orang termasuk 2 Perwira Kowal, Pamen TNI AD 3 orang, dan Pamen TNI AU 4 orang.
“Kepada para Pasis ikuti dengan seksama dan sungguh-sungguh penyampaian materi kuliah umum ini agar dapat diserap ilmu dan pengalaman yang akan diberikan, dan nantinya sangat berguna saat menjalani penugasan,”kata Danseskoal dalam keterangannya.
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio dalam kuliah umumnya menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki luas perairan 5,9 juta Km², luas perairan kepulauan 2,8 juta Km², luas laut teritorial 0,4 juta Km², ZEEI 2,7 juta Km², landas kontinen 0,8 juta Km², luas daratan 1,9 juta Km², panjang garis pantai 81.000 Km, dan jumlah pulau 17.504 pulau.
“Indonesia memiliki perbatasan dengan 10 negara tetangga. Ada enam elemen sea power menurut Alfred Thayer Mahan yang mendasari visi Indonesia sebagai poros maritim dunia, yaitu letak geografi, bangun muka bumi, luas dan panjang wilayah, karakter rakyat, jumlah penduduk dan karakter pemerintah,”paparnya.
Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio juga menjelaskan bahwa sea power bukan merupakan kekuatan angkatan laut semata tetapi memiliki arti lebih luas yang berkaitan dengan kontrol terhadap perdagangan dan perekonomian internasional melalui laut; penggunaan dan kontrol terhadap sumber daya laut; penggunaan kekuatan angkatan laut dan perekonomian maritim sebagai instrumen diplomasi, penangkalan, dan pengaruh politik masa damai; dan pengoperasian angkatan laut pada masa perang.®