Jurnalmetropol.com, Gorontalo — TNI AL terus menunjukan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat di masyarakat, kali ini Pangkalan TNI AL (Lanal) Gorontalo bersama Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang terseret Arus di sungai Dunggilata, Kab. Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Rabu (16/4).
Kejadian bermula pada Selasa (15/4) sekitar pukul 16.00 WITA, saat sepuluh mahasiswa UNG dari Jurusan Teknik Geologi yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa dengan tugas pemetaan di area pegunungan Desa Dunggilata tersebut hendak kembali dengan menyebrangi sungai, tanpa disadari air sungai meluap dari hulu sehingga mereka teseret arus sungai.
Menanggapi kejadian tersebut, Lanal Gorontalo bergerak cepat dan langsung berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, BPBD, serta unsur masyarakat sekitar untuk melaksanakan SAR dan evakuasi dengan menyisir area sungai sepanjang lokasi kejadian.
Pada Rabu dini hari (16/4) pukul 01.45 WITA, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan seluruh korban yang diantaranya tujuh orang mahasiswa selamat dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya seluruh korban segera dievakuasi ke Posko SAR dan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis.
Pada kesempatan tersebut, Komandan Lanal Gorontalo Letkol Laut (P) Martha Novalianto menyampaikan bahwa aksi gerak cepat dalam operasi SAR ini menjadi bentuk sinergi yang solid antarlembaga, sekaligus cerminan kesiapan TNI AL dalam hal ini Lanal Gorontalo dalam merespon cepat setiap kondisi darurat yang mengancam keselamatan masyarakat terutama yang terjadi di perairan Indonesia.
Keterlibatan Lanal Gorontalo dalam operasi SAR ini merupakan wujud nyata peran TNI AL dalam menjalankan fungsi Operasi Militer Selain Perang (OMSP) khususnya dalam membantu pemerintah dan masyarakat menghadapi bencana alam maupun kecelakaan.
Hal tersebut sesuai dengan penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali bahwa TNI AL akan terus hadir di tengah masyarakat dalam setiap situasi darurat, sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keselamatan masyarakat dan ketahanan wilayah maritim Indonesia. (red)
